Tata Cara Umroh Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW

Umrah Keluarga Surabaya | Umrah Keluarga Mabrur Mandiri

Sebuah ibadah umroh tidak lepas dari adanya tata caranya yang harus kita lewati dalam menghadapi ibadah umroh. Karena itulah kami dari Mabrur Mandiri Travel Umroh Surabaya akan memberikan sedikit informasi yang insyallah akan bermanfaat buat Bapak/Ibu sekalian dalam menghadapi ibadah umroh. Dengan adanya tata cara ibadah umroh sesuai tuntunan nabi muhammad saw.

Rangkaian tata cara ibadah umroh tidak lepas dari sunnah dimulai dari Niat & Berpakaian Ihram, Tawaf, Sa’i, dan diakhiri dengan Tahalul. Kesemuanya itu harus dilakukan dengan tertib (berurutan). Ibadah Umroh merupakan salah satu ibadah mahdoh yaitu ibadah yang telah di tetapkan syarat, tempat dan waktunya.

“Bagi kalian yang ingin menikmati PROMO PAKET HEMAT UMROH MURAH dari kami Mabrur Mandiri Travel Umroh Murah Surabaya. Silahkan Klik PROMO PAKET HEMAT UMROH MURAH”

Berikut ini merupakan tata cara ibadah umroh sesuai tuntunan nabi muhammad saw :

#1. Jika seseorang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum berihram dengan mandi sebagaimana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian yang terbaik jika ada dan memakai pakaian ihram.

#2. Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihran yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun tidak dibenarkan memakai cadar/ niqab (penutup wajahnya) dan tidak dibolehkan memakai sarung tangan.

#3. Berihram dari miqat untuk dengan mengucapkan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

labbaik ‘umroh” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah).

 

#4. Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengatakan,

اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي

Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).

#5. Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji–, jika seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak wajib membayar dam (menyembelih seekor kambing).

 

#6. Tidak ada alat khusus untuk berihram, namun jika bertepatan dengan waktu shalat wajib, maka shalatlah lalu berihram setelah shalat.

 

#7. Setelah mengucapkan “talbiah umrah” (pada poin ketiga), dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan hingga tiba di Makkah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك

Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).

 

#7. Jika memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah.

 

Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.

Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

 

#8. Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran thawaf.

 

#9. Selanjutnya, dimulai thawaf umrah selama 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Dan disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa selama 4 putaran terakhir.

 

#10. Disunnahkan juga untuk mengusap Rukun Yamani di setiap putaran thawaf. Namun tidak untuk dianjurkan mencium rukun Yamani. Namun apabila tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan.

 

#11. Di waktu berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca,

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

 

#12. Di tiadakan adanya dzikir atau bacaan tertentu pada waktu thawaf, selain yang disebutkan pada no. 12. Dan seseorang yang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan dzikir yang ia suka.

 

#13. Seusai thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” (Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).

 

#14. Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas.

#15. Ketika shalat disunnahkan minum air zam-zam dan menyiraminya.

#16. Di wajibkan Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, dan mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan.

Demikianlah Tata Cara Ibadah Umroh Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW oh iya, mengingatkan Masih ada PROMO Paket UMROH MURAH untuk keberangkatan Umroh Bisnis Murah 2017
Dan apabila Bapak atau Ibu berkenan untuk bersilaturahmi bisa mengunjungi
Head Office :
Wisma Pagesangan Raya No. 89 Surabaya

(Selatan Masjid Agung Surabaya)

 

Open chat
1
Klik Tombolnya Lagi